Tahun 2017 adalah tahun awal dana BDI dicairkan ke 682 lokasi
penerima manfaat kegiatan PLPBK sebagai pilot proyek. Seperti dana BLM pada
program P2KP maupun PNPM Mandiri Perkotaan sebelumnya, dana BDI pun
dimanfaatkan secara swakelola oleh KSM yang dibentuk oleh BKM/LKM. Struktur
organisasi KSM pun masih sama dimana ada 7 orang wakil dari penerima manfaat
yang ditunjuk melalui musyawarah dipercayakan sebagai ketua, sekertaris,
bendahara, seksi pelaksana lapangan, seksilogistik, ketua regu (mandor) yang
akan bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan infrastruktur di lapangan
yang kemudian akan diawasi oleh BKM.
30% anggota KSM adalah perempuan yang dipercaya
mengambil peran sebagai sekertaris dan bendahara dengan anggapan bahwa ketika
perempuan dipercayakan dalam bagian pengadministrasian biasanya lebih teliti
dan rapi. Di Pulau Flores, ada 24 KSM tersebar di 4 Kabupaten yang bendaharanya
adalah ibu-ibu rumah tangga dengan latar belakang pendidikan paling tinggi
sekolah menengah atas dengan kisaran usia diatas 45 tahun. Namun keadaan
tersebut tidak menghalangi niat mereka untuk mempelajari dan mengisi format
pembukuan sederhana yang diadopsi dari ilmu akuntasi terapan. Awal
memperkenalkan format pembukuan pada ibu-ibu yang sekarang lagi trend dengan
sapaan emak-emak, ada nada pesimis bahwa mereka tidak akan mampu membuat
pembukuan tersebut. Namun pendampingan yang baik dibarengi dengan rasa ingin
tahu ibu-ibu tersebut hingga pencairan dana 10% terakhir dan memasuki masa LPJ
kegiatan semua bisa dipertanggung jawabkan dengan sangat baik. Pelajaran
berharga yang bisa dipetik adalah segala sesuatu yang terkesan sulit akan dapat
dipatahkan dengan niat baik dan semangat kuat untuk berubah. Pasca kegiatan
tersebut ada 2 hal baik yang ditinggalkan program. Pertama, lingkungan
permukiman yang telah tertata dengan baik sehingga tidak terlihat kumuh. Kedua,
ilmu tentang pembukuan sederhana yang bisa diterapkan dalam mengatur
pengelolaan keuangan dalam rumah tangga.