Mengatasi masalah MCK dan Layanan Air Bersih di
Kelurahan Oesapa Barat, Program Kota Tanpa Kumuh atau KOTAKU telah menghadirkan
bantuan berupa 1 unit MCK untuk memenuhi kebutuhan 5 Kepala Keluarga dan satu buah
Sumur Bor untuk melayani 17 Kepala Keluarga. Program ini diluncurkan setelah Fasilitator
KOTAKU melakukan riset melalui penyebaran baseline 100-0-100.Dari baseline ini,
diperoleh data tentang 5 Kepala Keluarga yang belum memiliki MCK di Kelurahan Oesapa
Barat RT. 02 RW. 01. Begitu juga untuk 17 Kepala Keluarga yang kesulitan air
bersih di Kelurahan Oesapa Barat, RT 07 RW. 02.
Dikisahkan
sebelumnya, 5 KK yang tidak memiliki jamban ini sangat kesulitan membuang hajat
ataupun mandi.Terutama anak-anak yang sudah berusia sekolah harus mengantri di
MCK milik tentangga untuk mandi ataupun membuat hajat.Kondisi ini terkadang mengganggu
aktivitas belajar anak,sehingga sering terlambat kesekolah.Lebih parah lagi,
saat ada tamu yang bertandang ke rumah5 KK ini, sangat terganggu karena layanan
MCK tidak ada.Kondisi ketiadaan MCK ini disebabkan oleh kehidupan mereka ada dibawah
garis kemiskinan.Rata-rata penghasilan mereka adalahRp 750.000 (TujuhRatus Lima
PuluhRibu Rupiah), dari hasil kerja sebagai pemulung, penambak garam dan jurumu
di kendaraan bongkar muat.Nilai ini punbisa berubah tergantung orderan ataupun kemampuan
mereka mendapatkan sampah untuk dijualkembali ke penampungan.
Setelah program KOTAKU mampir dan memberikan bantuan ini,
kelima KK tersebut mengaku sangat terbantu, dan aktivitas mereka semakin lancar.
Anak-anak ke sekolah tepat waktu, begitu juga untuk kebutuhan mandi dan buang hajat
tidak perlu ke rumah tetangga atau ke tempat lain. Mereka bersyukur dan berterimakasih
kepada KOTAKU, sebab mereka bias keluar dari kesulitan hidup untukmemiliki kebutuhan
dasar seperti MCK ini.
Lain
dengan 17 KK yang mendapat bantuan Sumur Bor. Keluarga ini juga memiliki tingkat
kesulitan yang sama peliknya karena susah sekali mendapatkan layanan air bersih
dari PDAM Kota Kupang. Mereka harus bersusah payah membeli air dari mobil tanki
dengan harga yang menurut mereka sangat mahal antaraRp. 70.000 – Rp
90.000.Denganpenghasilan yang pas-pasan, mereka sering mengeluh dan saat tidak memiliki
uang, mereka hanya bias berharap air tadah hujan. Namun pada saat musi kemarau,
lebih banyak dari mereka tidak mendapatkan air bersih untuk mandi, cuci, bahkanmemasak.
Kondisi ini akhirnya terpantau oleh program KOTAKU.
Dalam survey dan penyebaran baseline ke masyarakat teridentifikasi sebanyak 17
Kepala Keluarga di Kelurahan Oesapa Barat RT 07.RW.02 mengalami kesulitan mendapatkan
air bersih.Para fasilitator akhirnya memutuskan bersama Kepala Kelurahan di
Oesapa Barat untuk membangun sebuah Sumur Bor guna membantu 17 KK ini.Sumur bor
yang dibangun dalam proses penelitian memiliki debit air yang cukup memadai bahkan
debitnya bias melayani lebih dari 17 KK yang menerima program tersebut. Setelah
berhasil mendapatkan air, fasilitator program KOTAKU juga membangun jaringan instalasi
perpipaan sampai ke rumah-rumah untuk 17 Kepala Keluarga ini.Sampai saat ini,
sumur tersebut berfungsi dengan baik, bahkan tidak lagi ada keluhan dari warga tentang
kesulitan air bersih pada 17 KK ini.Mereka bahkan mengaku bahwa dengan hadirnya
sumur bor tersebut telah membantu mereka dan berdampak besar pada kehidupan keseharian
mereka.Selain untuk mandi, cuci, masak, mereka juga bias menggunakan air
tersebut untuk menyiram tanaman di halaman rumah mereka masing-masing.
Penulis :
Jhony
Patty
Senior
Fasilitator TIM 2 Kota Kupang