19 Maret 2019

Atasi Masalah MCK dan Sumur Bor, Program KOTAKU Hadir di Oesapa Barat


 Mengatasi masalah MCK dan Layanan Air Bersih di Kelurahan Oesapa Barat, Program Kota Tanpa Kumuh atau KOTAKU telah menghadirkan bantuan berupa 1 unit MCK untuk memenuhi kebutuhan 5 Kepala Keluarga dan satu buah Sumur Bor untuk melayani 17 Kepala Keluarga. Program ini diluncurkan setelah Fasilitator KOTAKU melakukan riset melalui penyebaran baseline 100-0-100.Dari baseline ini, diperoleh data tentang 5 Kepala Keluarga yang belum memiliki MCK di Kelurahan Oesapa Barat RT. 02 RW. 01. Begitu juga untuk 17 Kepala Keluarga yang kesulitan air bersih di Kelurahan Oesapa Barat, RT 07 RW. 02.
Dikisahkan sebelumnya, 5 KK yang tidak memiliki jamban ini sangat kesulitan membuang hajat ataupun mandi.Terutama anak-anak yang sudah berusia sekolah harus mengantri di MCK milik tentangga untuk mandi ataupun membuat hajat.Kondisi ini terkadang mengganggu aktivitas belajar anak,sehingga sering terlambat kesekolah.Lebih parah lagi, saat ada tamu yang bertandang ke rumah5 KK ini, sangat terganggu karena layanan MCK tidak ada.Kondisi ketiadaan MCK ini disebabkan oleh kehidupan mereka ada dibawah garis kemiskinan.Rata-rata penghasilan mereka adalahRp 750.000 (TujuhRatus Lima PuluhRibu Rupiah), dari hasil kerja sebagai pemulung, penambak garam dan jurumu di kendaraan bongkar muat.Nilai ini punbisa berubah tergantung orderan ataupun kemampuan mereka mendapatkan sampah untuk dijualkembali ke penampungan.

Setelah program KOTAKU mampir dan memberikan bantuan ini, kelima KK tersebut mengaku sangat terbantu, dan aktivitas mereka semakin lancar. Anak-anak ke sekolah tepat waktu, begitu juga untuk kebutuhan mandi dan buang hajat tidak perlu ke rumah tetangga atau ke tempat lain. Mereka bersyukur dan berterimakasih kepada KOTAKU, sebab mereka bias keluar dari kesulitan hidup untukmemiliki kebutuhan dasar seperti MCK ini.
Lain dengan 17 KK yang mendapat bantuan Sumur Bor. Keluarga ini juga memiliki tingkat kesulitan yang sama peliknya karena susah sekali mendapatkan layanan air bersih dari PDAM Kota Kupang. Mereka harus bersusah payah membeli air dari mobil tanki dengan harga yang menurut mereka sangat mahal antaraRp. 70.000 – Rp 90.000.Denganpenghasilan yang pas-pasan, mereka sering mengeluh dan saat tidak memiliki uang, mereka hanya bias berharap air tadah hujan. Namun pada saat musi kemarau, lebih banyak dari mereka tidak mendapatkan air bersih untuk mandi, cuci, bahkanmemasak.

Kondisi ini akhirnya terpantau oleh program KOTAKU. Dalam survey dan penyebaran baseline ke masyarakat teridentifikasi sebanyak 17 Kepala Keluarga di Kelurahan Oesapa Barat RT 07.RW.02 mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.Para fasilitator akhirnya memutuskan bersama Kepala Kelurahan di Oesapa Barat untuk membangun sebuah Sumur Bor guna membantu 17 KK ini.Sumur bor yang dibangun dalam proses penelitian memiliki debit air yang cukup memadai bahkan debitnya bias melayani lebih dari 17 KK yang menerima program tersebut. Setelah berhasil mendapatkan air, fasilitator program KOTAKU juga membangun jaringan instalasi perpipaan sampai ke rumah-rumah untuk 17 Kepala Keluarga ini.Sampai saat ini, sumur tersebut berfungsi dengan baik, bahkan tidak lagi ada keluhan dari warga tentang kesulitan air bersih pada 17 KK ini.Mereka bahkan mengaku bahwa dengan hadirnya sumur bor tersebut telah membantu mereka dan berdampak besar pada kehidupan keseharian mereka.Selain untuk mandi, cuci, masak, mereka juga bias menggunakan air tersebut untuk menyiram tanaman di halaman rumah mereka masing-masing.


Penulis :

Jhony Patty
Senior Fasilitator  TIM 2 Kota Kupang