Memulai dari sedikit menjadi besar bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan bagi usaha industri rumah tangga tenun ikat KSM Bia Berek. Kurang lebih 11 Tahun perjalanan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bia Berek ini telah melalui proses yang panjang. Kegiatan kelompok dimulai pada awal tahun 2010. Beberapa ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai kemampuan membuat tenun ikat ingin mengembangkan usahanya. Kendala yang dihadapi pada saat itu adalah sulitnya pemasaran. Ketika produk bisa dijual kadang harganya murah. Selain itu, terdapat juga masalah permodalan.
Meski dukungan permodalan sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2010, dampak kegiatan usaha produktif mulai dirasakan di awal tahun 2011. Sumber modal kelompok dari internal anggota (simpanan anggota) dan dari luar (pinjaman/bantuan). Sumber dari luar antara lain dari Program PNPM Mandiri Perkotaan sekarang berganti KOTAKU dan Bank BNI.
Dengan difasilitasi oleh Program PNPM Mandiri Perkotaan atau Program KOTAKU, keinginan mengembangkan usaha dimulai dengan pembentukan KSM Bia Berek. Usaha yang disepakati adalah pembuatan dan penjualan tenun ikat khas timor. Untuk mendukung permodalan anggota, KSM mengajukan pinjaman ke UPK-BKM Kelurahan Manumutin sebesar Rp. 10.000.000,- atau perorang Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) pada awal pembentukan kelompok. Modal inilah yang menjadi penggerak awal berkembangnya kelompok. Data sampai dengan bulan Januari 2020, modal yang berada di kas kelompok sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) ditambah dengan hasil produk tenun ikat yang telah siap di jual berkisar Rp.30.000.000,- (Tiga Puluh juta rupiah).
Hasil produksi yang dipasarkan oleh KSM Bia Berek adalah kain tenun ikat motif Atambua yang berbentuk selendang, sarung dan selimut. Pemasaran dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung dilakukan di lokasi pembuatan dan di pasar Kota Atambua. Pemasaran tidak langsung dilakukan bekerja sama dengan buyers di Jakarta melalui catalog produk. Buyers melakukan pemesanan sesuai catalog dan barang dikirimkam melalui jasa pengiriman (pos dan JNE). Harganya pun bervariasi berikut harga produk tenun KSM Bia Berek sbb:
No
|
Produk
|
Satuan
|
Produksi/bulan
|
Harga (Rp)
|
1.
|
Selendang
|
Lembar
|
30
|
50 000
|
2.
|
Sarung
|
Lembar
|
25
|
350 000
|
3.
|
Selimut
|
Lembar
|
25
|
300 000
|
Sebagai sebuah kelompok usaha yang baru tumbuh, struktur organisasi relative masih sederhana. Kepengurusan terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus juga merangkap sebagai penanggung jawab pengelolaan usaha produktif. Viktoria Nai Mau selaku Ketua KSM Bia Berek Sedangkan Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha produktif kelompok adalah anggota kelompok itu sendiri. Total jumlah tenaga kerja yang terlibat sesuai dengan jumlah anggota yaitu 12 orang, namun sekarang sejak Tahun 2019 KSM Bia Berek sudah berkembang dan menghidupi anggota-anggotanya. bahkan warga sekitarnya yaitu ibu-ibu rumah tangga MBR dilibatkan untuk bisa menenun dan menjadi anggota KSM sehingga jumlah Anggota KSM Bia Berek bertambah menjadi 16 Orang. Agar Ibu-Ibu MBR tersebut bisa mendapatkan tambahan uang belanja rumah tangganya dari hasil tenunan yang di kerjakan bersama-sama dan dijual secara kelompok ke Pasar/ Toko-Toko Tenun baik Lokal maupun Luar Negeri
Dalam perjalanannya KSM Bia Berek mendapat bantuan dari PEMDA KAB. BELU serta pinjaman KUR dari BNI sebesar 50 Juta. Agar bisa menjadi perputaran modal bagi pengembangan usaha KSM Bia Berek. Bahkan pernah di kunjungi Menteri Perdagangan “Mary Elka Pangestu, Komjen Pol ( Purn) Drs. Gories Mere Tahun 2012 lalu saat masih menjabat di Badan Narkotika Nasional serta Mrs Claudia sebagai Warga Negara Australia pun datang berkunjung dan memborong tenunan KSM Bia Berek. Hal ini merupakan terobosan baru dimana kain tenun ikat khas suku Kemak asal Belu ini menembus pasar Mancanegara. Menjadi suatu kebanggaan bagi KSM Bia berek beserta anggotanya bahkan BKM “Tunas Baru” Kelurahan Manumutin merasa bangga atas prestasi KSM ini dan KSM Bia Berek masih menjadi salah satu KSM lancar di UPK- BKM Tunas Baru.
Hasil yang produksi tenun oleh Ibu-Ibu KSM Bia Berek sekarang menjadi pendukung Livelihood bagi Rumah tangga MBR di Kelurahan Manumutin sehingga sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat setempat. Untuk itu hal positif yang dapat di petik adalah :
“melestarikan budaya merupakan kewajiban kita bersama namun dapat pula menjadi keuntungan positif dalam pengembangan ekonomi local di kawasan Kelurahan Manumutin”.
Penulis Sherly Adoe-Sub FM OSP 5 NTT |