28 November 2019

Perjuangan Panjang Warga Terisolir di Alak

 Kota Kupang merupakan jantung Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang juga memiliki keunikan pariwisatanya. Kecamatan Alak menjadi salah satu jualan pariwisata yang terkenal dengan Gua Kristalnya serta gua monyet yang memberi keunikan tersendiri bagi para pecinta jalan-jalan.
Perjalanan menuju lokasi ini pun akan dihiasi dengan pemandangan garis pantai yang indah dari ketinggian dan tampak beberapa dermaga pelabuhan ikan yang bisa menjadi cerita tersendiri. Tidak jauh dari pelabuhan ikan terbesar di Kota Kupang ini, terdapat pemukiman padat penduduk yang berada di atas tebing dengan kontur tanah rawan longsor yang tepat dibawahnya terdapat jurang besar yang menjadi jalur air menuju ke laut.
Pemukiman padat yang berlokasi di RT 08 RW 03 Kelurahan Alak ini masuk dalam SK Kumuh oleh Pemerintah Kota Kupang sejak tahun 2014, pasalnya masuk dalam 7 indikator kumuh dimana salah satunya adalah tidak adanya akses jalan yang layak di pemukiman tersebut  hingga menyulitkan warga beraktivitas ke luar kampung. Selain itu, tidak ada tempat pembuangan sampah yang layak hingga jurang yang seharusnya bisa menjadi jalur pembuangan limbah cair justru menjadi tempat pembuangan sampah warga.
Kondisi ini berlangsung cukup lama hingga Kelurahan Alak di wilayah RT 04 dan  RT 08 yang juga masuk dalam SK Kumuh Pemerintah Kota Kupang mendapat bantuan pembangunan jalan atas bantuan Pemerintah Kota Kupang, CSR Bank BRI dan PT Pelindo yang berkolaborasi dengan Program Kota Tanpa Kumuh ( KOTAKU ). Proses inipun tidaklah singkat lantaran dimulai dari Badan Keswadayaan masyarakat ( BKM ) Kelurahan Alak “ Bersatu Untuk Maju “ bersama masyarakat melakukan pendataan indikator kumuh pada setiap RT, yang kemudian hasil temuan itu dimasukan dalam pembuatan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman ( RPLP ) untuk ditindaklanjuti dalam fokus pembangunan kedepan. Selanjutnya dimulai dengan sosialisasi berkala dan pendataan lahan warga yang akan dibebaskan dalam pembangunan jalan.
Ketua RW 03 Kelurahan Alak Felius Tennis berkisah proses sosialisasi awal guna pendekatan kepada warga cukuplah sulit lantaran beberapa warga keberatan membebaskan lahannya untuk pembangunan jalan. Namun dengan pendekatan kekeluargaan dengan mengutamakan kepentingan bersama pembangunan jalan pun terlaksana pada tahun 2018 lalu dengan panjang jalan 2000 meter. Tidak hanya itu edukasi perilaku hidup sehat yang bebas dari sampah pun terus berjalan hingga saat ini.
Felius pun tak menyangka walau proses pembangunan jalan ini berlangsung cukup panjang tapi akhirnya warga pun dengan kesadaran pribadi justru bersemangat dan antusias terlibat dalam pembangunan jalan ini.“ Sekarang kami semua dapat merasakan banyak manfaat dari pembangunan jalan ini, tidak hanya secara sosial tapi juga ekonomi warga“, ceritanya antusias.
Felius pun tak pernah menyangka pemukiman padat di ketinggian dengan lorong sempit seperti terisolir dan sangat dekat dengan jurang yang curam ini dapat dibangun jalan yang layak. Jika sebelumnya warga harus memutar jalur yang lebih panjang untuk keluar dari kompleks pemukiman, pemenuhan air bersih juga sulit dengan akses perpipaan ataupun pengantaran air bersih dengan tangki karena belum tersedianya akses jalan. Kini kesulitan itu tidak dirasakan lagi, warga sangat terbantu dengan akses jalan baru ini, kekhawatiran orangtua ketika anak-anak pulang sekolah yang sebelumnya melalui jalur panjang yang cukup berbahaya kini jadi lebih aman, hasil jualan barang bekas warga juga dimudahkan dalam proses antar ataupun ambil dari konsumen, penyortiran air tangki juga sudah bisa masuk ke rumah warga.
Felius juga berharap agar warga tetap menjaga dan berperan aktif memelihara jalan yang sudah ada, serta tidak membuang sampah ke jalan ataupun jurang yang nantinya juga akan mempersulit warga sendiri.


Penulis
 
Kristina J Tehang
Sub Proff Communication OSP 05 NTT