Populasi perkotaan di Indonesia yang
meningkat tajam setiap tahunnya mendorong kolaborasi banyak pihak dalam
pengentasan masalah perkumuhan di Kota Kupang. Hal inilah yang menjadi fokus
dalam Lokakarya Program Kota Tanpa Kumuh ( KOTAKU ) Jumat 25 Oktober 2019.
Kepala Bappeda Jefry Pelt
menyatakan pemerintah siap berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mewujudkan
Kota Kupang sebagai Metropolitan berbasis Lingkungan dengan menjadikan “ Kupang
Hijau “ dan bebas kumuh. Tidak hanya itu komitmen juga akan diwujudkan dalam bentuk penganggaran melalui
APBD dan peran aktif seluruh perangkat daerah hingga tercapai target 100 – 0 –
100 yaitu 100 persen masyarakat mempunyai akses terhadap air bersih, 0 persen
tanpa pemukiman kumuh dan 100 persen masyarakat mempunyai sanitasi yang layak.Pencapaian target ini agar Kota Kupang
menjadi daerah yang nyaman dan layak huni, tegasnya. Kedepan kita juga akan hijaukan
Kupang dengan mendorong masyarakat menanam pohon supaya Kupang menjadi hijau
dan sejuk, “jangan ko masyarakat kasih salah pengertian dengan cat hijau lagi
“, katanya bercanda.
Koordinator Kota Kupang Program Kotaku, Johana Boro mengatakan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan Kota tanpa kumuh dan Pemerintah daerah menjadi nahkoda dalam program ini. Dia pun mengakui permasalahan krusial Kota Kupang adalah air bersih, sanitasi dan limbah, dimana pihaknya berharap sinergitas program dengan berbagai pihak baik LSM, CSR dan BUMN dalam mewujudkan Kota Kupang bebas kumuh.
Koordinator Kota Kupang Program Kotaku, Johana Boro mengatakan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan Kota tanpa kumuh dan Pemerintah daerah menjadi nahkoda dalam program ini. Dia pun mengakui permasalahan krusial Kota Kupang adalah air bersih, sanitasi dan limbah, dimana pihaknya berharap sinergitas program dengan berbagai pihak baik LSM, CSR dan BUMN dalam mewujudkan Kota Kupang bebas kumuh.
Adapun beberapa indikator sebuah
kota dinyatakan kumuh antara lain, tersedianya air bersih, pengelolaan
persampahan, pengelolaan limbah, ruang terbuka hijau, pengamanan kebakaran,
drainase lingkungan, jalan lingkungan dan tata bangunan.
Lurah Oesapa Barat Christian
Chandra mengakui dua wilayah pada RT 2 dan 7 sempat mendapat predikat wilayah
paling kumuh di Kota Kupang namun berkat dukungan Program Kotaku bersama
pemerintah, serta masyarakat wilayahnya menjadi bebas kumuh. Bahkan dalam
program yang berkelanjutan, pihaknya akan menata kawasan lain yang masih kumuh
dan penataan kawasan wisata dimana salah satunya adalah pembangunan cotage di
daerah mangrove, revitalisasi tambak garam menjadi tambak bandeng dan
memperluas ruang terbuka hijau.
Selain Lokakarya Kotaku Kota
Kupang juga mengadakan pameran sebagai bentuk kampanye mengajak masyarakat Kota
Kupang selalu menjaga kebersihan yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan
agar tercipta hunian, lingkungan dan kota yang layak huni.
Kristina J
Tehang
Sub Prof Communication
OSP 5 NTT